Pekanbaru – Dalam rangka meraih keberkahan bulan suci Ramadhaan, Persatuan guru republik Indonesia (PGRI) Provinsi Riau berbagi 100 paket buka Puasa gratis bagi masyarakat Pekanbaru dihari ke 6 puasa Ramadhan.
Kegiatan bagi-bagi paket buka puasa gratis ini dipusatkan di depan Gedung Guru, Jalan Sudirman Pekanbaru, Riau. Pada Minggu Sore, (17/03/2024).
Dalam pantauan awak media, terlihat jajaran kepengurusan PGRI Riau ini mengenakan seragam PGRI, yang di komandoi oleh Septiandi Putra selaku Wakil Sekretaris Umum PGRI Riau.
Septiandi Putra, SE. MM menyebut paket buka puasa gratis ini merupakan donasi dari para guru yang tergabung dalam kepengurusan PGRI Riau. Katanya, kegiatan sosial ini perdana dilakukan oleh PGRI Riau pada bulan Ramadhan tahun ini, dan akan ada lagi kegiatan sosial berikutnya yang akan digelar.
“Tadi kita lihat antusias masyarakat begitu luar biasa. Dalam waktu sepuluh menit, paket buka puasa kita ludes dibagikan. Insya Allah, nanti kita canangkan lagi kemungkinan PGRI berbagi gelombang ke dua” Kata Septiandi, Wasekum PGRI Riau.
Sementara itu ditempat yang berbeda, Dr. Adolf Bastian, M.Pd selaku Ketua Umum PGRI Riau saat dikonfirmasi oleh Tim Beritareceh.com, menyebutkan bahwa PGRI Riau dalam serangkainnya yaitu pembagian paket buka puasa ini ditujukan untuk para pengguna jalan, terutama untuk para ojol atau ojek online, kemudian para kaum duafa, fakir miskin.
“Yaa.. intinya adalah berbagi untuk solidaritas umat, karena sesuai dengan tema ‘Ramadan untuk Semua’. Artinya siapa pun pengguna jalan, kita berikan takjil untuk berbuka puasa, untuk makan bersama”. Kata Adolf, Ketua Umum PGRI Riau.
Pekanbaru – Dalam rangka meraih keberkahan bulan suci Ramadhaan, Persatuan guru republik Indonesia (PGRI) Provinsi Riau berbagi 100 paket buka Puasa gratis bagi masyarakat Pekanbaru.
Kegiatan bagi-bagi paket buka puasa gratis ini dipusatkan di depan Gedung Guru, Jalan Sudirman Pekanbaru, Riau. Pada Minggu Sore, (17/03/2024).
Dalam pantauan awak media, terlihat jajaran kepengurusan PGRI Riau ini mengenakan seragam PGRI, yang di komandoi oleh Septiandi Putra selaku Wakil Sekretaris Umum PGRI Riau.
Septiandi Putra, SE. MM menyebut paket buka puasa gratis ini merupakan donasi dari para guru yang tergabung dalam kepengurusan PGRI Riau. Katanya, kegiatan sosial ini perdana dilakukan oleh PGRI Riau pada bulan Ramadhan tahun ini, dan akan ada lagi kegiatan sosial berikutnya yang akan digelar.
“Tadi kita lihat antusias masyarakat begitu luar biasa. Dalam waktu sepuluh menit, paket buka puasa kita ludes dibagikan. Insya Allah, nanti kita canangkan lagi kemungkinan PGRI berbagi gelombang ke dua” Kata Septiandi, Wasekum PGRI Riau.
Sementara itu ditempat yang berbeda, Dr. Adolf Bastian, M.Pd selaku Ketua Umum PGRI Riau saat dikonfirmasi menyebutkan bahwa PGRI Riau dalam serangkainnya yaitu pembagian paket buka puasa ini ditujukan untuk para pengguna jalan, terutama untuk para ojol atau ojek online, kemudian para kaum duafa, fakir miskin.
“Yaa.. intinya adalah berbagi untuk solidaritas umat, karena sesuai dengan tema ‘Ramadan untuk Semua’. Artinya siapa pun pengguna jalan, kita berikan takjil untuk berbuka puasa, untuk makan bersama”. Kata Adolf, Ketua Umum PGRI Riau.
Pekanbaru – Dalam rangka meraih keberkahan bulan suci Ramadhaan, Persatuan guru republik Indonesia (PGRI) Provinsi Riau berbagi 100 paket buka Puasa gratis bagi masyarakat Pekanbaru.
Kegiatan bagi-bagi paket buka puasa gratis ini dipusatkan di depan Gedung Guru, Jalan Sudirman Pekanbaru, Riau. Pada Minggu Sore, (17/03/2024).
Dalam pantauan awak media, terlihat jajaran kepengurusan PGRI Riau ini mengenakan seragam PGRI, yang di komandoi oleh Septiandi Putra selaku Wakil Sekretaris Umum PGRI Riau.
Septiandi Putra, SE. MM menyebut paket buka puasa gratis ini merupakan donasi dari para guru yang tergabung dalam kepengurusan PGRI Riau. Katanya, kegiatan sosial ini perdana dilakukan oleh PGRI Riau pada bulan Ramadhan tahun ini, dan akan ada lagi kegiatan sosial berikutnya yang akan digelar.
“Tadi kita lihat antusias masyarakat begitu luar biasa. Dalam waktu sepuluh menit, paket buka puasa kita ludes dibagikan. Insya Allah, nanti kita canangkan lagi kemungkinan PGRI berbagi gelombang ke dua” Kata Septiandi, Wasekum PGRI Riau.
Sementara itu ditempat yang berbeda, Dr. Adolf Bastian, M.Pd selaku Ketua Umum PGRI Riau saat dikonfirmasi menyebutkan bahwa PGRI Riau dalam serangkainnya yaitu pembagian paket buka puasa ini ditujukan untuk para pengguna jalan, terutama untuk para ojol atau ojek online, kemudian para kaum duafa, fakir miskin.
“Yaa.. intinya adalah berbagi untuk solidaritas umat, karena sesuai dengan tema ‘Ramadan untuk Semua’. Artinya siapa pun pengguna jalan, kita berikan takjil untuk berbuka puasa, untuk makan bersama”. Kata Adolf, Ketua Umum PGRI Riau.
Pekanbaru – Sebagai bentuk kepedulian bagi sesama dalam menjalankan ibadah Puasa Ramadhan 1445 Hijriah, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Riau bagi-bagi takjil bagi para pengendara yang melintasi Gedung Guru di Jl Sudirman, Minggu (17/3/2024) sore tadi.
Kegiatan ini bertemakan “PGRI Provinsi Riau Berbagi Paket Buka Puasa”. Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian PGRI bagi sesama dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan.
“Tujuannya sebagai bentuk hadirnya PGRI di tengah masyarakat khususnya yang ada disekitaran Gedung Guru Riau dalam bentuk aksi sosial,” sebut Ketua PGRI Riau, Dr Adolf Bastian, MPd yang diwakili ketua tim pelaksana Septiandi Putra, Minggu (17/3/2024).
Ia menjelaskan untuk awal dibagikan sebanyak 100 paket buka puasa untuk masyarakat yang melewati Gedung Guru Riau di Jalan Sudirman. Termasuk juga tadi diberikan kepada pedagang kaki lima yang ada di sekitar Gedung Guru Riau.
Paket buka puasa ini didanai oleh donasi-donasi internal pengurus PGRI Provinsi Riau. Kemudian diolah oleh tim untuk dibagikan ke masyarakat.
Melihat antusias masyarakat, diharapkan aksi sosial seperti ini rutin terselenggara. “Karena antusias dari masyarakat, tidak sampai 10 menit paket buka puasa habis. Dan semoga apa yang kita lakukan ini menjadi ladang amal baik dan pahala di bulan Ramadan,” tutupnya.
Pekanbaru – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Riau menggelar kegiatan berbagi takjil bagi para pengendara yang melintasi Gedung Guru di Jalan Sudirman, Minggu (17/3/2024).
Dalam rangka memasuki bulan suci Ramadan 1445 Hijriah, PGRI Riau menginisiasi kegiatan bertema “PGRI Provinsi Riau Berbagi Paket Buka Puasa”, yang disambut antusias oleh masyarakat.
Dr Adolf Bastian, MPd, Ketua PGRI Riau, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian PGRI terhadap sesama dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan.
“Tujuannya sebagai bentuk hadirnya PGRI di tengah masyarakat khususnya yang ada disekitaran Gedung Guru Riau dalam bentuk aksi sosial,” ujar Adolf yang diwakili oleh ketua tim pelaksana Septiandi Putra.
Sebanyak 100 paket buka puasa dibagikan kepada masyarakat yang melintasi Gedung Guru Riau serta kepada pedagang kaki lima di sekitarnya. Pendanaan paket buka puasa ini berasal dari donasi-donasi internal pengurus PGRI Provinsi Riau, yang kemudian diolah oleh tim untuk dibagikan kepada masyarakat.
Antusiasme masyarakat terhadap kegiatan ini sangat tinggi, sehingga paket buka puasa habis dalam waktu singkat, kurang dari 10 menit. Hal ini membuat harapan bahwa aksi sosial seperti ini dapat rutin terselenggara di bulan Ramadan berikutnya.
“Semoga apa yang kita lakukan ini menjadi ladang amal baik dan pahala di bulan Ramadan,” tambah Adolf, mengakhiri kegiatan dengan harapan yang baik.
Pekanbaru – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Riau, Tengku Fauzan Tambusai mengeluarkan surat edaran sekolah gelar acara perpisahan secara sederhana. Maka acara perpisahan di hotel mewah dilarang, sebab dianggap memberatkan orang tua siswa.
Kebijakan ini langsung direspon Ketua PGRI Riau, Dr Adolf Bastian. Sebagai informasi surat Nomor:800/Disdik/1.3/2024/5755 Perihal : Pelaksanaan Perpisahan Kelas XII SMA/SMK Negeri secara sederhana tertanggal 24 April 2024, yang diteken Kadisdik Provinsi Riau, Tengku Fauzan Tambusai banyak direspon masyarakat.
“Edaran ini sungguh mengejutkan bagi kita semua, di tengah kondisi ekonomi masyarakat sedang luluh lantak, terbit surat dari Disdik Riau yang sangat membahagiakan para orang tua. Bagaimana tidak, perpisahan sekolah biasanya menjadi ajang pesta besar-besaran menimbulkan kekhawatiran banyak orang tua untuk mencari biaya iurannya,” kata Dr Adolf.
“Saya memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada mitra kami Dinas Pendidikan Provinsi Riau, kepada bapak Tengku Fauzan Tambusai telah menjadi sosok inspiratif bagi kami atas tindakannya tersebut,” sambungnya.
Dirinya berharap Kepala Sekolah SMA/SMK/SLB Negeri di Provinsi agar dapat mematuhi imbauan tersebut. Karena kebijakan tersebut untuk kebaikan bersama.
“Karena penyelenggaraan perpisahan atau pelepasan siswa di sekolah tidak kalah seru atau heboh. Bahkan akan lebih berkesan bagi siswa dan orang tua mengakhiri masa studinya di sekolah tercinta, meski dirayakan dengan sederhana,” tutupnya.
Sebelumnya larangan sekolah membuat acara perpisahan di hotel mewah itu dikeluarkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Riau, karena banyak dikeluhkan orang tua siswa.
“Kami sudah banyak menerima laporan, banyak orang tua yang keberatan karena ada iuran untuk acara perpisahan di hotel. Kami ingatkan kepada seluruh kepala sekolah baik SMA, SMK dan SLB agar tidak menggelar kegiatan pelepasan atau perpisahan siswa di hotel berbintang,” sebut Kepala Dinas Pendidikan Riau, Tengku Fauzan, Rabu (24/4/2024).
Fauzan mengintruksikan kepada seluruh kepala sekolah (Kepsek) agar kegiatan acara perpisahan siswa dilaksanakan di sekolah masing-masing. Selain menghemat biaya, acara perpisahan di sekolah bisa mengajarkan siswa agar jangan terbiasa hidup hura-hura.
Pekanbaru – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Provinsi Riau, Tengku Fauzan Tambusai mengeluarkan surat edaran sekolah gelar acara perpisahan secara sederhana. Maka acara perpisahan di hotel mewah dilarang, sebab dianggap memberatkan orang tua siswa.
Kebijakan ini langsung direspon Ketua PGRI Riau, Dr Adolf Bastian. Sebagai informasi surat Nomor:800/Disdik/1.3/2024/5755 Perihal : Pelaksanaan Perpisahan Kelas XII SMA/SMK Negeri secara sederhana tertanggal 24 April 2024, yang diteken Kadisdik Provinsi Riau, Tengku Fauzan Tambusai banyak direspon masyarakat.
“Edaran ini sungguh mengejutkan bagi kita semua, di tengah kondisi ekonomi masyarakat sedang luluh lantak, terbit surat dari Disdik Riau yang sangat membahagiakan para orang tua. Bagaimana tidak, perpisahan sekolah biasanya menjadi ajang pesta besar-besaran menimbulkan kekhawatiran banyak orang tua untuk mencari biaya iurannya,” kata Dr Adolf.
“Saya memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada mitra kami Dinas Pendidikan Provinsi Riau, kepada bapak Tengku Fauzan Tambusai telah menjadi sosok inspiratif bagi kami atas tindakannya tersebut,” sambungnya.
Dirinya berharap Kepala Sekolah SMA/SMK/SLB Negeri di Provinsi agar dapat mematuhi imbauan tersebut. Karena kebijakan tersebut untuk kebaikan bersama.
“Karena penyelenggaraan perpisahan atau pelepasan siswa di sekolah tidak kalah seru atau heboh. Bahkan akan lebih berkesan bagi siswa dan orang tua mengakhiri masa studinya di sekolah tercinta, meski dirayakan dengan sederhana,” tutupnya.
Berikut isi dari surat edaran Kadisdik Riau terkait perpisahan sekolah:
“Sehubungan dengan telah berakhirnya pelaksanaan ujian akhir kelulusan untuk kelas XII jenjang SMA/SMK Negeri Provinsi Riau, biasanya setiap Satuan Pendidikan mengadakan kegiatan perpisahan untuk siswa/i di Satuan Pendidikan. Maka dengan ini, dalam rangka menyikapi kondisi masyarakat saat ini serta agar tidak membebani masyarakat, Orangtua/Wali Peserta Didik SMA/SMK Negeri se-Provinsi Riau agar melaksanakan perpisahan/pelepasan Kelas XII secara sederhana dan dilaksanakan di lingkungan Satuan Pendidikan masing-masing, ditandatangani Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Tengku Fauzan Tambusai, S.STP.”
Sampai saat ini banyak banjir komentar positif disampaikan kepada Kadisdik Provinsi Riau itu dari berbagai elemen masyarakat Riau atas tindakannya menerbitkan surat edaran yang membahagiakan bagi banyak orang tua.
Thailand – Dalam acara Official Opening Ceremony The 38th ASEAN Council of Teachers + Korea (ACT+1) Convention The Berkeley Hotel Pratunam, Bangkok, Thailand, Prof. Vicharn Panich menyampaikan pidato utamanya yang berjudul “Kekuatan Kebahagiaan Menuju Pendidikan Berkelanjutan.”
Acara ini dihadiri oleh perwakilan guru dari negara-negara ASEAN dan Korea, dan membahas pentingnya kebahagiaan dalam mencapai pendidikan yang berkelanjutan.
Prof. Panich menyoroti, bahwa kebahagiaan dan pendidikan berkelanjutan saling mendukung. “Pendidikan yang baik harus dapat mendorong individu untuk terus belajar dan berkembang sepanjang hayat. Kebahagiaan memainkan peran penting dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan, serta meningkatkan daya tahan dan kegigihan dalam mencapai tujuan,” ujar Prof. Panich.
Menanggapi pidato tersebut, Ketua PGRI Riau, Adolf Bastian, menyatakan bahwa konsep ini sangat relevan bagi perkembangan pendidikan di Riau. “Di Riau, kami terus berupaya untuk mengintegrasikan kebahagiaan dalam proses belajar mengajar. Pendidikan yang berkelanjutan tidak hanya tentang hasil akademis, tetapi juga tentang menciptakan keseimbangan emosional bagi siswa dan guru,” katanya.
Wakil Ketua PGRI Riau, Eka Satria, juga menambahkan bahwa kebahagiaan dalam pendidikan menjadi salah satu tantangan yang dihadapi di Riau, terutama dengan semakin berkembangnya teknologi dan perubahan sistem pembelajaran. “Kami di Riau terus mendorong penguatan kapasitas guru agar mampu menjadi fasilitator yang tidak hanya memberikan materi pelajaran, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang mendukung kebahagiaan dan inovasi,” ujar Eka Satria.
Sekretaris Umum PGRI Riau, Zulfikar, turut menambahkan, “Kami percaya bahwa ketika siswa merasa bahagia, kreativitas mereka akan berkembang dengan baik. Pendidikan di Riau harus terus berinovasi dan menempatkan kebahagiaan sebagai prioritas dalam mencapai tujuan pendidikan berkelanjutan,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi pendidikan di Riau saat ini sedang menghadapi tantangan dalam adaptasi terhadap teknologi dan perubahan kurikulum yang terus berkembang. Sejalan dengan pidato Prof. Vicharn Panich, pendidikan berkelanjutan di Riau diharapkan dapat mendorong pembelajaran seumur hidup dan menciptakan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan kesejahteraan emosional siswa.
“Pendekatan ini sangat penting, terutama dalam era di mana pembelajaran daring dan hibrida semakin diadopsi di sekolah-sekolah,” pungkasnya. ( ZFN ).
Bangkok – The 38th ASEAN Council of Teachers+Korea (ACT+1) Convention yang berlangsung The Berkeley Hotel Pratunam, Bangkok, Thailand, menjadi ajang penting untuk membahas tantangan dan peluang dalam pendidikan abad ke-21. Acara ini dihadiri oleh pemimpin-pemimpin pendidikan dari seluruh ASEAN dan Korea, termasuk delegasi dari Indonesia yang diwakili oleh tokoh-tokoh PGRI.
Dalam sesi paralel, Mardimpu Sihombing, perwakilan Indonesia, menyampaikan presentasi bertajuk “Kompetensi Pembelajaran Abad ke-21 untuk Guru di Indonesia dan Peran PGRI dalam Mengatasi Tantangan Guru”. Ia menyoroti tiga tantangan utama yang dihadapi oleh sistem pendidikan di Indonesia: kesenjangan teknologi, kesiapan guru, dan kurikulum yang ketinggalan zaman. Tantangan ini, menurut Sihombing, berdampak langsung pada hasil pembelajaran dan keterlibatan siswa, terutama di wilayah yang kurang memiliki akses internet dan teknologi.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, PGRI telah menjalankan berbagai inisiatif. Kampanye literasi digital, program sertifikasi guru, serta upaya modernisasi kurikulum yang menekankan pada berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi menjadi fokus utama organisasi ini. Sihombing menjelaskan bahwa peran PGRI sangat krusial dalam advokasi kebijakan, pengembangan profesional, dan peningkatan kesejahteraan guru melalui negosiasi dengan pemerintah dan lembaga pendidikan internasional.
Dalam sesi tanya jawab, Ketua PGRI Riau Adolf Bastian menegaskan bahwa kesenjangan digital adalah masalah yang sangat nyata dan perlu solusi yang cepat serta efektif. “Kami telah mengusulkan kepada pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur digital, khususnya di wilayah-wilayah pelosok. Tanpa langkah ini, visi pendidikan abad ke-21 akan sulit tercapai,” ujar Adolf.
Eka Satria, Wakil Ketua PGRI Riau, memberikan pernyataan yang lebih terukur tentang dampak program-program ini. “Kami telah melihat peningkatan adopsi pedagogi modern di berbagai daerah, meskipun masih ada hambatan signifikan di daerah terpencil. PGRI terus mengadvokasi peningkatan akses internet di wilayah-wilayah tersebut, karena tanpa infrastruktur yang memadai, sulit untuk mencapai pemerataan kualitas pendidikan,” jelas Eka. Ia juga menambahkan bahwa PGRI terus memantau perkembangan keterampilan abad ke-21 pada siswa melalui program teacher development yang dilakukan di berbagai daerah.
Zulfikar, Sekretaris Umum PGRI Riau, menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya kurikulum yang responsif terhadap kebutuhan era digital. “Kurikulum kita saat ini masih sangat berfokus pada hafalan dan evaluasi yang tidak mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Dengan pembaruan kurikulum yang sedang kami perjuangkan, kami berharap siswa tidak hanya mampu memahami ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan di dunia kerja yang semakin kompetitif,” paparnya.
Acara yang berlangsung dari 6 hingga 8 September 2024 ini berhasil memfasilitasi pertukaran gagasan dan praktik terbaik dari berbagai negara, dengan harapan meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh kawasan Asia Tenggara dan Korea. Pada sesi akhir, PGRI menegaskan bahwa kolaborasi antarnegara dan penguatan dukungan dari pemerintah sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada dan memastikan guru serta siswa siap menghadapi tantangan global abad ke-21.
Ringkasan Kunci :
1.PGRI memprioritaskan akses teknologi yang merata di seluruh Indonesia, terutama di daerah terpencil.
2.Tantangan utama pendidikan di Indonesia mencakup kesenjangan digital, kesiapan guru, dan kurikulum yang belum relevan dengan kebutuhan abad ke-21.
3.Program literasi digital, sertifikasi guru, dan modernisasi kurikulum menjadi kunci dalam meningkatkan keterampilan abad ke-21 pada siswa.
4.PGRI berperan sebagai advokat utama dalam perbaikan kebijakan pendidikan dan kesejahteraan guru di Indonesia.
Acara ini menegaskan pentingnya kerjasama internasional untuk memajukan pendidikan di era digital, dengan fokus pada kesetaraan akses dan kualitas. ( ZFN ).