🌟 Narasumber Terkemuka:
– Dr. Euis Karyawaty., M.Pd. (Perempuan PGRI Pusat)
– Hj. Fariza, S.H., M.H. (Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Riau)
💡 Topik Pembahasan:
1. Pemberdayaan Perempuan melalui Pendidikan: Peran PGRI dalam Implementasi C190 dan SDG 5
2. Mengatasi Kekerasan terhadap Perempuan di Dunia Kerja: Langkah Nyata untuk Kesetaraan
🎁 Manfaat yang Anda Dapatkan:
📜 E-sertifikat
📂 Materi Diskusi
📢 SOSIALISASI PERLINDUNGAN HUKUM
PGRI Provinsi Riau dan PGRI Kabupaten Kuantan Singingi berkolaborasi
🗓 Kamis, 12 Desember 2024
⏰ 09.00 – 12.00 WIB
📍 Ruang Pertemuan Perpustakaan SMA N Pintar Teluk Kuantan
Kegiatan ini bertujuan untuk membekali guru, tendik dan kepala sekolah dengan pemahaman komprehensif mengenai aspek hukum, strategi penyelesaian masalah hukum, serta menciptakan lingkungan kerja yang aman dan mendukung.
✍ Jangan lewatkan kesempatan berharga ini!
💡 Bersama PGRI, mari kita perkuat perlindungan hukum untuk sekolah! 💪✨
“MENJADI GURU ASIK ZAMAN NOW”
Bersama PGRI Provinsi Riau dan Penerbit Erlangga, kami mengundang Anda untuk bergabung dalam Seminar Nasional bertema ‘Menjadi Guru Asik Zaman Now’. Acara ini dirancang untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi guru dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital.
💡 Diskusi inspiratif tentang inovasi dalam pengajaran dan teknologi modern yang relevan dengan kebutuhan siswa masa kini.
📅 Tanggal : Kamis, 14 November 2024
🕘 Waktu : 08:00 s.d 12:00 WIB
📍 Lokasi : Hotel Aryaduta, Pekanbaru
🎁 Benefit : Buku & Sertifikat
🔗 Daftar sekarang : https://bit.ly/pendaftaransemnaspgririau
Yuk, jadi bagian dari perubahan pendidikan Indonesia! #SeminarNasional #PGRIRiau #GuruAsikZamanNow #PenerbitErlangga”
Thailand – Dalam acara Official Opening Ceremony The 38th ASEAN Council of Teachers + Korea (ACT+1) Convention The Berkeley Hotel Pratunam, Bangkok, Thailand, Prof. Vicharn Panich menyampaikan pidato utamanya yang berjudul “Kekuatan Kebahagiaan Menuju Pendidikan Berkelanjutan.”
Acara ini dihadiri oleh perwakilan guru dari negara-negara ASEAN dan Korea, dan membahas pentingnya kebahagiaan dalam mencapai pendidikan yang berkelanjutan.
Prof. Panich menyoroti, bahwa kebahagiaan dan pendidikan berkelanjutan saling mendukung. “Pendidikan yang baik harus dapat mendorong individu untuk terus belajar dan berkembang sepanjang hayat. Kebahagiaan memainkan peran penting dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan, serta meningkatkan daya tahan dan kegigihan dalam mencapai tujuan,” ujar Prof. Panich.
Menanggapi pidato tersebut, Ketua PGRI Riau, Adolf Bastian, menyatakan bahwa konsep ini sangat relevan bagi perkembangan pendidikan di Riau. “Di Riau, kami terus berupaya untuk mengintegrasikan kebahagiaan dalam proses belajar mengajar. Pendidikan yang berkelanjutan tidak hanya tentang hasil akademis, tetapi juga tentang menciptakan keseimbangan emosional bagi siswa dan guru,” katanya.
Wakil Ketua PGRI Riau, Eka Satria, juga menambahkan bahwa kebahagiaan dalam pendidikan menjadi salah satu tantangan yang dihadapi di Riau, terutama dengan semakin berkembangnya teknologi dan perubahan sistem pembelajaran. “Kami di Riau terus mendorong penguatan kapasitas guru agar mampu menjadi fasilitator yang tidak hanya memberikan materi pelajaran, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang mendukung kebahagiaan dan inovasi,” ujar Eka Satria.
Sekretaris Umum PGRI Riau, Zulfikar, turut menambahkan, “Kami percaya bahwa ketika siswa merasa bahagia, kreativitas mereka akan berkembang dengan baik. Pendidikan di Riau harus terus berinovasi dan menempatkan kebahagiaan sebagai prioritas dalam mencapai tujuan pendidikan berkelanjutan,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi pendidikan di Riau saat ini sedang menghadapi tantangan dalam adaptasi terhadap teknologi dan perubahan kurikulum yang terus berkembang. Sejalan dengan pidato Prof. Vicharn Panich, pendidikan berkelanjutan di Riau diharapkan dapat mendorong pembelajaran seumur hidup dan menciptakan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan kesejahteraan emosional siswa.
“Pendekatan ini sangat penting, terutama dalam era di mana pembelajaran daring dan hibrida semakin diadopsi di sekolah-sekolah,” pungkasnya. ( ZFN ).
Bangkok – The 38th ASEAN Council of Teachers+Korea (ACT+1) Convention yang berlangsung The Berkeley Hotel Pratunam, Bangkok, Thailand, menjadi ajang penting untuk membahas tantangan dan peluang dalam pendidikan abad ke-21. Acara ini dihadiri oleh pemimpin-pemimpin pendidikan dari seluruh ASEAN dan Korea, termasuk delegasi dari Indonesia yang diwakili oleh tokoh-tokoh PGRI.
Dalam sesi paralel, Mardimpu Sihombing, perwakilan Indonesia, menyampaikan presentasi bertajuk “Kompetensi Pembelajaran Abad ke-21 untuk Guru di Indonesia dan Peran PGRI dalam Mengatasi Tantangan Guru”. Ia menyoroti tiga tantangan utama yang dihadapi oleh sistem pendidikan di Indonesia: kesenjangan teknologi, kesiapan guru, dan kurikulum yang ketinggalan zaman. Tantangan ini, menurut Sihombing, berdampak langsung pada hasil pembelajaran dan keterlibatan siswa, terutama di wilayah yang kurang memiliki akses internet dan teknologi.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, PGRI telah menjalankan berbagai inisiatif. Kampanye literasi digital, program sertifikasi guru, serta upaya modernisasi kurikulum yang menekankan pada berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi menjadi fokus utama organisasi ini. Sihombing menjelaskan bahwa peran PGRI sangat krusial dalam advokasi kebijakan, pengembangan profesional, dan peningkatan kesejahteraan guru melalui negosiasi dengan pemerintah dan lembaga pendidikan internasional.
Dalam sesi tanya jawab, Ketua PGRI Riau Adolf Bastian menegaskan bahwa kesenjangan digital adalah masalah yang sangat nyata dan perlu solusi yang cepat serta efektif. “Kami telah mengusulkan kepada pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur digital, khususnya di wilayah-wilayah pelosok. Tanpa langkah ini, visi pendidikan abad ke-21 akan sulit tercapai,” ujar Adolf.
Eka Satria, Wakil Ketua PGRI Riau, memberikan pernyataan yang lebih terukur tentang dampak program-program ini. “Kami telah melihat peningkatan adopsi pedagogi modern di berbagai daerah, meskipun masih ada hambatan signifikan di daerah terpencil. PGRI terus mengadvokasi peningkatan akses internet di wilayah-wilayah tersebut, karena tanpa infrastruktur yang memadai, sulit untuk mencapai pemerataan kualitas pendidikan,” jelas Eka. Ia juga menambahkan bahwa PGRI terus memantau perkembangan keterampilan abad ke-21 pada siswa melalui program teacher development yang dilakukan di berbagai daerah.
Zulfikar, Sekretaris Umum PGRI Riau, menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya kurikulum yang responsif terhadap kebutuhan era digital. “Kurikulum kita saat ini masih sangat berfokus pada hafalan dan evaluasi yang tidak mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Dengan pembaruan kurikulum yang sedang kami perjuangkan, kami berharap siswa tidak hanya mampu memahami ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan di dunia kerja yang semakin kompetitif,” paparnya.
Acara yang berlangsung dari 6 hingga 8 September 2024 ini berhasil memfasilitasi pertukaran gagasan dan praktik terbaik dari berbagai negara, dengan harapan meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh kawasan Asia Tenggara dan Korea. Pada sesi akhir, PGRI menegaskan bahwa kolaborasi antarnegara dan penguatan dukungan dari pemerintah sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada dan memastikan guru serta siswa siap menghadapi tantangan global abad ke-21.
Ringkasan Kunci :
1.PGRI memprioritaskan akses teknologi yang merata di seluruh Indonesia, terutama di daerah terpencil.
2.Tantangan utama pendidikan di Indonesia mencakup kesenjangan digital, kesiapan guru, dan kurikulum yang belum relevan dengan kebutuhan abad ke-21.
3.Program literasi digital, sertifikasi guru, dan modernisasi kurikulum menjadi kunci dalam meningkatkan keterampilan abad ke-21 pada siswa.
4.PGRI berperan sebagai advokat utama dalam perbaikan kebijakan pendidikan dan kesejahteraan guru di Indonesia.
Acara ini menegaskan pentingnya kerjasama internasional untuk memajukan pendidikan di era digital, dengan fokus pada kesetaraan akses dan kualitas. ( ZFN ).