Bangkok – The 38th ASEAN Council of Teachers+Korea (ACT+1) Convention yang berlangsung The Berkeley Hotel Pratunam, Bangkok, Thailand, menjadi ajang penting untuk membahas tantangan dan peluang dalam pendidikan abad ke-21. Acara ini dihadiri oleh pemimpin-pemimpin pendidikan dari seluruh ASEAN dan Korea, termasuk delegasi dari Indonesia yang diwakili oleh tokoh-tokoh PGRI.
Dalam sesi paralel, Mardimpu Sihombing, perwakilan Indonesia, menyampaikan presentasi bertajuk “Kompetensi Pembelajaran Abad ke-21 untuk Guru di Indonesia dan Peran PGRI dalam Mengatasi Tantangan Guru”. Ia menyoroti tiga tantangan utama yang dihadapi oleh sistem pendidikan di Indonesia: kesenjangan teknologi, kesiapan guru, dan kurikulum yang ketinggalan zaman. Tantangan ini, menurut Sihombing, berdampak langsung pada hasil pembelajaran dan keterlibatan siswa, terutama di wilayah yang kurang memiliki akses internet dan teknologi.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, PGRI telah menjalankan berbagai inisiatif. Kampanye literasi digital, program sertifikasi guru, serta upaya modernisasi kurikulum yang menekankan pada berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi menjadi fokus utama organisasi ini. Sihombing menjelaskan bahwa peran PGRI sangat krusial dalam advokasi kebijakan, pengembangan profesional, dan peningkatan kesejahteraan guru melalui negosiasi dengan pemerintah dan lembaga pendidikan internasional.
Dalam sesi tanya jawab, Ketua PGRI Riau Adolf Bastian menegaskan bahwa kesenjangan digital adalah masalah yang sangat nyata dan perlu solusi yang cepat serta efektif. “Kami telah mengusulkan kepada pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur digital, khususnya di wilayah-wilayah pelosok. Tanpa langkah ini, visi pendidikan abad ke-21 akan sulit tercapai,” ujar Adolf.
Eka Satria, Wakil Ketua PGRI Riau, memberikan pernyataan yang lebih terukur tentang dampak program-program ini. “Kami telah melihat peningkatan adopsi pedagogi modern di berbagai daerah, meskipun masih ada hambatan signifikan di daerah terpencil. PGRI terus mengadvokasi peningkatan akses internet di wilayah-wilayah tersebut, karena tanpa infrastruktur yang memadai, sulit untuk mencapai pemerataan kualitas pendidikan,” jelas Eka. Ia juga menambahkan bahwa PGRI terus memantau perkembangan keterampilan abad ke-21 pada siswa melalui program teacher development yang dilakukan di berbagai daerah.
Zulfikar, Sekretaris Umum PGRI Riau, menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya kurikulum yang responsif terhadap kebutuhan era digital. “Kurikulum kita saat ini masih sangat berfokus pada hafalan dan evaluasi yang tidak mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Dengan pembaruan kurikulum yang sedang kami perjuangkan, kami berharap siswa tidak hanya mampu memahami ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan di dunia kerja yang semakin kompetitif,” paparnya.
Acara yang berlangsung dari 6 hingga 8 September 2024 ini berhasil memfasilitasi pertukaran gagasan dan praktik terbaik dari berbagai negara, dengan harapan meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh kawasan Asia Tenggara dan Korea. Pada sesi akhir, PGRI menegaskan bahwa kolaborasi antarnegara dan penguatan dukungan dari pemerintah sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada dan memastikan guru serta siswa siap menghadapi tantangan global abad ke-21.
Ringkasan Kunci :
1.PGRI memprioritaskan akses teknologi yang merata di seluruh Indonesia, terutama di daerah terpencil.
2.Tantangan utama pendidikan di Indonesia mencakup kesenjangan digital, kesiapan guru, dan kurikulum yang belum relevan dengan kebutuhan abad ke-21.
3.Program literasi digital, sertifikasi guru, dan modernisasi kurikulum menjadi kunci dalam meningkatkan keterampilan abad ke-21 pada siswa.
4.PGRI berperan sebagai advokat utama dalam perbaikan kebijakan pendidikan dan kesejahteraan guru di Indonesia.
Acara ini menegaskan pentingnya kerjasama internasional untuk memajukan pendidikan di era digital, dengan fokus pada kesetaraan akses dan kualitas. ( ZFN ).
Sumber :
https://suarariaupos.com/?ms=newsdetail&idd=33971&j=konvensi-act1-pgri-riau-serukan-akses-teknologi-merata-dan-pengembangan-keterampilan-guru&fbclid=PAZXh0bgNhZW0CMTEAAaZpvyV6oBjNYuyRgm4bA-JKIrOYPQzenmqjeAnAHMq63EpSjeMcaUmdSLo_aem_1QhZGHUdfGA5AIuzMhIDWQ