Pj Gubri SF Hariyanto Buka Konferensi PGRI Riau ke XXIII

Pekanbaru – Pj Gubri SF Harianto membuka secara resmi Konferensi persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) XXIII Provinsi Riau,, Sabtu (13/7/2024) pagi di Hotel Furaya Pekanbaru.

Pembukaan organisasi guru terbesar di Indonesia ini dihadiri langsung oleh Ketua Pengurus Besar (PB) PGRI, Prof Unifah Rosyidi.

Ketua PGRI Provinsi Riau, Adolf Bastian dalam sambutannya mengatakan Konferensi dilaksanakan dalam rangka memenuhi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD ART) PGRI. Dimana tujuannya menetapkan program kerja dan pemilihan pengurus 2023-2029. Konferensi ini adalah forum tertinggi organisasi dimana banyak hal penting yang akan diambil.

Adolf berterima kasih pada Prof Unifah yang hadir. Apalagi, Riau menjadi PGRI pertama yang telah menggelar konferensi. Dia menilai, Prof Unifah telah memberi banyak perhatiannya kepada PGRI.

Konferensi ini diikuti oleh peserta dan peninjau sesuai ART PGRI. Dia berterima kasih pada seluruh guru dari semua jenjang atas kesetiaan dan dedikasi membangun rumah besar PGRI. Rumah ini harus dirawat agar tetap tegak kokoh untuk diwariskan ke generasi berikutnya.

Dia juga berterimakasih pada pengurus masa lanjutnya. Menurut dia, 6 bulan adalah waktu yang singkat dalam mengembalikan nama baik PGRI Riau yang tercemar karena tindak tanduk sejumlah oknum pengurus sebelumnya yang menginisiasi Kongres Luar Biasa (KLB) pada PB PGRI.

Kehadiran Pj Gubri dalam konferensi ini. Menurut Adolf, komitmen SF Hariyanto pada dunia pendidikan tak perlu diragukan lagi.” Dalam beberapa bulan saja, banyak perhatian pada dunia pendidikan di Riau. Salah satunya, rencana merenovasi Gedung PGRI Riau agar disesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini,” kata Adolf.

Adolf juga menyampaikan keluh kesah sejumlah guru. Menurut dia, masih ada honorer guru yang sejak 2002 belum direlokasi. Kemudian, ada 250 lebih guru PPPK yang telah bergelar S2.” Mereka meminta disetarakan sesuai tingkatan yang berlaku hari ini,” ujarnya

Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PGRI, Prof Unifah Rosyidi mengatakan Riau menempati posisi istimewa. Karena pada saat jatuh bangun yang ia alami, pengurus dari Riau langsung datang membantu.

“Ini sejatinya orang Riau. Cerdas, egaliter dan berani menyatakan yang benar,” papar Prof Unifah. Inilah yang membuatnya merasa Riau sangat istimewa.

Dia juga menegaskan, semua permasalah di internal PGRI harus diselesaikan dengan baik. Gunakan AD dan ART organisasi. Dia hanya berpesan, agar persoalan guru diselesaikan dan diperjuangkan. Tentunya disampaikan dengan santun dan independen.

“PGRI adalah mitra strategis pemerintah. Karena itu, Unifah mengapresiasi perhatian Pj Gubri kepada para guru dengan hadir langsung dalam konferensi ini. Dia berpesan agar tidak meninggalkan para guru. Karena banyak guru yang masih memerlukan kehadiran pemerintah,” kata Prof Unifah.

Dari waktu ke waktu, kata Unifah, PGRI dikenal di dunia internasional. Semua itu dilakukan karena pengurus PGRI santun dan menghormati para pimpinan. Semua itu dilandasi anggapan bahwa mengurus pendidikan harus melibatkan banyak pihak.

Unifah memaparkan, di seluruh dunia, terjadi kekurangan guru dengan jumlah jutaan orang. Namun, PGRI, termasuk pengurus di Riau tampil bersama-sama untuk memperjuangkan masalah ini. Salah satu bentuk perjuangan yaitu diangkatnya guru honorer menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

PGRI juga ikut memperjuangkan agar honorer di atas usia 35 tahun tetap diangkat jadi PPPK. Bahkan, PGRI memperjuangkan agar PPPK juga mendapat dana pensiun.

Karena itulah, dia berpesan agar para guru tak perlu berteriak-teriak kepada pemerintah. Tapi tiap masalah harus disampaikan dengan data dan santun. Gunakan cara dialog yang efektif untuk menyelesaikan permasalahan. Apalagi pemerintah sudah menghadapi banyak permasalahan.

“Karena itu, kalau kita bisa menyelesaikan satu masalah saja, seharusnya kita berterima kasih. Guru harus tahu berterima kasih. Baik kepada Pj Gubri, kepala dinas, pengurus PGRI dan pihak lain yang sudah membantu,” ungkap Prof Unifah.

Kepada seluruh peserta konferensi, Prof Unifah meminta agar mengikuti dengan baik. Tak perlu gontok-gontokan. Dia mengaku banyak masalah yang perlu disuarakan. Tapi semua itu hendaknya disampaikan dengan baik dalam konferensi ini.

Sementara, Pj Gubri, SF Hariyanto yang membuka Konferensi PGRI XXIII
berterima kasih kepada pengurus PGRI yang telah berperan besar dalam pembangunan pendidikan di Riau. Dia menegaskan, pendidikan merupakan pilar utama pembangunan bangsa.

“Tanpa pendidikan berkualitas, mustahil bisa mewujudkan masyarakat yang maju. Dari semua itu, peran guru menjadi ujung tombaknya,” kata SF Hariyanto.

Dikatakan SF Hariyanto, Pemprov Riau menyadari dua hal yang sangat penting. Yaitu peningkatan kesejahteraan guru dan kualitas guru. Terkait hal ini, Pemprov sudah menyerahkan SK PPPK yang lulus pada tahun 2023 lalu. Karena banyak yang sudah lama menunggu diangkat menjadi ASN. Bahkan telah mengabdi puluhan tahun.

Di samping itu, tahun ini akan ada 6.400 formasi ASN yang diterima.” Semua harus mempersiapkan diri. Berlatih terus. Karena sukses itu tidak bisa diraih dengan gampang. Tapi harus bekerja keras,” katanya.

Demikian juga dalam pembangunan daerah tidaklah gampang. Di situ, dibutuhkan pemimpin yang punya visi yang jelas. Pj Gubri juga menyampaikan kepada seluruh kepala sekolah agar jangan memberi beban yang tak sesuai aturan kepada guru.

“Kalau ada kepala sekolah yang macam-macam, lapor saja pada Pj Gubri. Termasuk jika ada orang Dinas Pendidikan yang minta macam-macam, laporkan pada saya,”  tegasnya.

Sumber :

https://riaupintar.com/pj-gubri-sf-hariyanto-buka-konferensi-pgri-riau-ke-xxiii?fbclid=PAZXh0bgNhZW0CMTEAAaY1ZlPxKdnpL71-3JE3EJ7FbMS5W1yajwQEdL4M1rV9OosEeDSwll3UN0w_aem_UZxWsjxBTXum4ZNiuVu_zA